Nama : Darel Akhir Syawal
NPM : 21212717
Kelas : 3EB02
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 2#
Materi
2 dan 3
Berpikir Induktif dan Deduktif
Berpikir Induktif dan Deduktif
Berikut ini adalah penjelasan materi induktif dan deduktif, dengan hal - hal sebagai berikut :
1. Metode induktif
Paragraf
Induktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan
permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh
fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum. Paragraf
Induktis sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis. Pengembangan tersebut
yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf sebab akibat bisa juga
akibat sebab.
Contoh
paragraf Induktif:
Pada
saat ini remaja lebih menukai tari-tarian dari barat seperti brigdens, shafel
muter, salsa (dan Kripton), free dance dan lain sebagainya. Begitupula dengan
jenis musik umumnya mereka menyukai rock, blues, jazz, maupun reff tarian dan
kesenian tradisional mulai ditinggalkan dan beralih mengikuti tren barat.
Penerimaan terhadap bahaya luar yang masuk tidak disertai dengan pelestarian
budaya sendiri. Kesenian dan budaya luar perlahan-lahan menggeser kesenian dan
budaya tradisional.
Contoh
generalisasi:
Jika ada udara,
manusia akan hidup.
Jika ada udara,
hewan akan hidup.
Jika ada udara,
tumbuhan akan hidup.
∴
Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
2. Metode
deduktif
Metode
berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum
terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang
khusus.
Contoh:
Masyarakat Indonesia
konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus)
dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya
hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Meskipun pembedaan antara sistem deduktif dan induktif bermanfaat untuk maksud pengajaran, dalam praktek riset pembedaan ini seringkali tidak berlaku. Dengan kata lain, keduanya bukanlah pendekatan yang saling bersaing tetapi saling melengkapi (complementary) dan seringkali digunakan secara bersama. Metode induktif bisa digunakan untuk menilai ketepatan (appropriateness) premis yang pada mulanya digunakan dalam suatu sistem deduktif. Proses riset sendiri tidak selalu mengikuti suatu pola yang pasti.
PERBEDAAN ANTARA DEDUKTIF DENGAN INDUKTIF
Teori normatif (normative
theory) menggunakan pertimbangan nilai (value judgement) yang berisi satu atau
lebih premis menjelaskan cara yang seharusnya ditempuh. Sebagai contoh, premis
yang menyatakan bahwa laporan akuntansi (accounting reports) seharusnya
didasarkan kepada pengukuran nilai aset bersih yang bisa direalisasi (net realizable
value measurements of assets) merupakan premis dari teori normatif. Sebaliknya,
teori deskriptif (descriptive theory) berupaya untuk menemukan hubungan yang
sebenarnya terjadi. Meskipun terdapat pengecualian, sistem deduktif umumnya
bersifat normatif dan pendekatan induktif umumnya berupaya untuk bersifat
deskriptif. Hal ini karena metode deduktif pada dasarnya merupakan sistem yang
tertutup dan nonempiris yang kesimpulannya secara ketat didasarkan kepada
premis. Sebaliknya, karena berupaya untuk menemukan hubungan empiris,
pendekatan induktif bersifat deskriptif.
Salah satu pertanyaan yang
menarik adalah apakah temuan riset empiris dapat bebas nilai (value-free) atau
netral karena pertimbangan nilai sesungguhnya mendasari bentuk dan isi riset
tersebut. Meskipun riset empiris berupaya untuk deskriptif, penelitinya tidak
mungkin sepenuhnya bersikap netral dengan dipilihnya suatu permasalahan yang
akan diteliti dan dirumuskannya definisi konsep yang terkait dengan
permasalahan tersebut. Perbedaan yang lebih mencolok antara sistem deduktif dan
induktif adalah: kandungan atau isi (contents) teori deduktif kadang bersifat
global (makro) sedangkan teori induktif umumnya bersifat partikularistik
(mikro). Oleh karena premis sistem deduktif bersifat total dan menyeluruh maka
kesimpulannya pasti bersifat global. Sistem induktif, karena didasarkan kepada
fenomena empiris umumnya hanya berfokus kepada sebagian kecil dari fenomena
tersebut yang relevan dengan permasalahan yang diamatinya.
Meskipun pembedaan antara sistem deduktif dan induktif bermanfaat untuk maksud pengajaran, dalam praktek riset pembedaan ini seringkali tidak berlaku. Dengan kata lain, keduanya bukanlah pendekatan yang saling bersaing tetapi saling melengkapi (complementary) dan seringkali digunakan secara bersama. Metode induktif bisa digunakan untuk menilai ketepatan (appropriateness) premis yang pada mulanya digunakan dalam suatu sistem deduktif. Proses riset sendiri tidak selalu mengikuti suatu pola yang pasti.
Para peneliti seringkali
bekerja secara terbalik dari kesimpulan penelitian lainnya dengan
mengembangkan hipotesis baru yang tampaknya cocok dengan data yang tersedia.
Dalam konteks akuntansi, riset induktif bisa membantu memperjelas hubungan dan
fenomena yang ada dalam lingkungan bisnis yang mendasari praktek akuntansi.
Riset induktif tersebut pada gilirannya akan bermanfaat dalam proses pembuatan
kebijakan yang biasanya mengandalkan penalaran deduktif dalam menentukan aturan
yang akan diberlakukan.
Demikianlah materi yang saya buat, semoga dapat bermanfaat. Terima kasih :)
Sumber
Materi :
No comments:
Post a Comment