Wednesday, November 19, 2014

Materi ke 5 Metode Ilmiah

Nama   :           Darel Akhir Syawal
Kelas   :           3EB02
NPM   :           21212717
Bahasa Indonesia 2#

Materi ke 5
Metode Ilmiah

1. Pengertian Metode Ilmiah

Merupakan proses ilmu untuk memperoleh informasi secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam . Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen . Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu ilmiah.

Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut :

1. Berdasarkan Fakta
2. Bebas dari Prasangka
3. Menggunakan Prinsip Analisa
4. Menggunakan Hipotesa
5. Menggunakan Ukuran Obyektif

2. Tujuan mempelajari metode penulisan ilmiah

Tujuan Metode Ilmiah adalah mendapatkan pengetahuan ilmiah sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan. Pengetahuan ilmiah yang dimaksudkan disini yaitu berupa karangan yang operasional dan teruji.

3. Sikap Ilmiah

Sikap ilmiah adalah suatu sikap yang menerima pendapat orang lain dengan baik dan benar yang tidak mengenal putus asa serta dengan ketekunan juga keterbukaan.
Beberapa sikap ilmiah yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah , antara lain :

1. Sikap ingin tahu.
Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya. Mengapa demikian? Bagaimana caranya? Apa saja unsur-unsurnya? Dan seterusnya.

2. Sikap kritis.
Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan-kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.

3. Sikap terbuka.
Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.

4. Sikap objektif.
Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.

5. Sikap rela menghargai karya orang lain.
Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.

6. Sikap berani mempertahankan kebenaran.
Sikap ini menampak pada ketegaran membela fakta dan hasil temuan lapangan atau pengembangan walapun bertentangan atau tidak sesuai dengan teori atau dalil yang ada.

7. Sikap menjangkau ke depan.
Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembangan bidang ilmunya.


4. Langkah – langkah Pelaksanaan Penulisan Ilmiah

Bentuk laporan penulisan PI, terdiri dari :

1. Bagian Awal

Bagian Awal ini terdiri dari:
  • ·         Halaman Judul
  • ·         Lembar Pernyataan
  • ·         Lembar Pengesahan
  • ·         Abstraksi
  • ·         Halaman Kata Pengantar
  • ·         Halaman Daftar Isi
  • ·         Halaman Daftar Tabel
  • ·         Halaman Daftar Gambar: Grafik, Diagram, Bagan, Peta dan sebagainya


2. Bagian Tengah.

  • ·         Bab Pendahuluan
  • ·         Bab Landasan Teori
  • ·         Metode Penelitian
  • ·         Bab Analisis Data dan Pembahasan
  • ·         Bab Kesimpulan dan Saran


·         3. Bagian Akhir.

Bagian akhir terdiri dari:
  • ·         Daftar Pustaka
  • ·         Lampiran


Penjelasan secara terinci dari Struktur Penulisan Skripsi dapat dilihat sebagai berikut :

A. Bagian Awal

            Pada bagian ini berisi hal-hal yang berhubungan dengan penulisan skripsi    yakni sebagai berikut :
1. Halaman Judul
         Ditulis sesuai dengan cover depan Penulisan Skripsi standar sesuai universitas masing – masing mahasiswa.

2. Lembar Pernyataan
            Merupakan halaman yang berisi pernyataan bahwa penulisan skripsi ini merupakan hasil karya sendiri bukan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap hasil karya orang lain.

3. Lembar Pengesahan
            Pada Lembar Pengesahan ini berisi Daftar Komisi Pembimbing, Daftar Nama Panitia Ujian yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota. Pada Bagian bawah sendiri juga disertai tanda tangan Pembimbing dan Kepala Bagian Sidang Sarjana.

4. Abstraksi
            Yakni berisi ringkasan tentang hasil dan pembahasan secara garis besar dari Penulisan Skripsi dengan maximal 1 halaman.

5. Kata Pengantar
            Berisi ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut berperan serta dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan Skripsi (a.l. Rektor, Dekan, Ketua Jurusan, Pembimbing, Perusahaan, dll ).

6. Halaman Daftar Isi
            Berisi semua informasi secara garis besar dan disusun berdasarkan nomor urut halaman.

7. Halaman Daftar Tabel

8. Halaman Daftar Gambar, Daftar Grafik, Daftar Diagram

B. Bagian Tengah.

1. Pendahuluan
            Pada Bab Pendahuluan ini terdiri dari beberapa sub pokok bab yang meliputi antara lain :

  • ·         Latar Belakang Masalah

Menguraikan tentang alasan dan motivasi dari penulis terhadap topik permasalahan yang bersangkutan.

  • ·         Rumusan Masalah

Berisi masalah apa yang terjadi dan sekaligus merumuskan masalah dalam penelitian yang bersangkutan.

  • ·         Batasan Masalah

Memberikan batasan yang jelas pada bagian mana dari persoalan atau masalah yang dikaji dan bagian mana yang tidak.

  • ·         Tujuan Penelitian

Menggambarkan hasil-hasil apa yang bisa dicapai dan diharapkan dari penelitian ini dengan memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.

  • ·         Metode Penelitian

Menjelaskan cara pelaksanaan kegiatan penelitian, mencakup cara pengumpulan data, alat yang digunakan dan cara analisa data.

Jenis-Jenis Metode Penelitian :

A. Studi Pustaka             : Semua bahan diperoleh dari buku-buku atau jurnal.
B. Studi Lapangan          : Data diambil langsung di lokasi penelitian.
C. Gabungan                  : Menggunakan gabungan kedua metode di atas.
D. Sistematika Penulisan : Memberikan gambaran umum dari bab ke bab isi dari Penulisan Ilmiah

2. Landasan Teori
            Menguraikan teori-teori yang menunjang penulisan / penelitian, yang bisa diperkuat dengan menunjukkan hasil penelitian sebelumnya.

3. Metode Penelitian
            Menjelaskan cara pengambilan dan pengolahan data dengan menggunakan alat-alat analisis yang ada.

4. Analisis Data dan Pembahasan
            Membahas tentang keterkaitan antar faktor-faktor dari data yang diperoleh dari masalah yang diajukan kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan metode yang diajukan dan menganalisa proses dan hasil penyelesaian masalah.

5. Kesimpulan (dan Saran)
            Bab ini bisa terdiri dari Kesimpulan saja atau ditambahkan Saran.

  • ·         Kesimpulan

Berisi jawaban dari masalah yang diajukan penulis, yang diperoleh dari penelitian.

  • ·         Saran

Ditujukan kepada pihak-pihak terkait, sehubungan dengan hasil penelitian.

C. Bagian Akhir

  • ·        Daftar Pustaka

Berisi daftar referensi (buku, jurnal, majalah, dll), yang digunakan dalam penulisan

  • ·        Lampiran

Penjelasan tambahan, dapat berupa uraian, gambar, perhitungan-perhi tungan, grafik atau tabel, yang merupakan penjelasan rinci dari apa yang disajikan di bagian-bagian terkait sebelumnya.

Sumber :


Materi ke 4 Karangan Ilmiah, Non-ilmiah dan Tidak Ilmiah

Nama     :         Darel Akhir Syawal
Kelas     :         3EB02
NPM     :         21212717
Bahasa Indonesia 2#

Materi ke 4
Karangan Ilmiah, Non-ilmiah dan Tidak Ilmiah

1. Pengertian Karangan Ilmiah

laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.

Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.

2. Macam, sifat dan bentuk karangan

·         Sifat Karya Ilmiah

1. lugas dan tidak emosional
Mempunyai satu arti, sehingga tidak ada tafsiran sendiri-sendiri (interprestasi yang lain).

2. Logis
Disusun berdasarkan urutan yang konsisten

3. Efektif
Satu kebulatan pikiran, ada penekanan dan pengembagan.

4. efisien
Hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami

5. ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku.

·         Macam dan bentuk Karya Ilmiah

1. Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berpikir deduktif atau induktif.

2. Kertas kerja seperti halnya makalah, adalah juga karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Analisis dalam kertas kerja lebih mendalam daripada analisis dalam makalah.

3. Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik bedasarkan penelitian langsung (obsevasi lapangan, atau percobaan di laboratorium), juga diperlukan sumbangan material berupa temuan baru dalam segi tata kerja, dalil-dalil, atau hukum tertentu tentang salah satu aspek atau lebih dibidang spesialisasinya.

4. Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.

5. Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang terinci). Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal. Jika temuan orisinal ini dapat dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan penguji, penulisnya berhak menyandang gelar doktor (S3).

3. Ciri – ciri karangan ilmiah

Dalam karya ilimah ada 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu:

a)      Struktur sajian
b)     Komponen dan substansi
c)      Sikap penulis
d)     Penggunaan bahasa

4. Ciri – ciri karangan non ilmiah

1.     Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
2.    Fakta yang disimpulkan subyektif.
3.    Gaya bahasa konotatif dan populer.
4.    Tidak memuat hipotesis.
5.    Penyajian dibarengi dengan sejarah.
6.    Bersifat imajinatif.
7.    Situasi didramatisir.
8.    Bersifat persuasif.
9.    Tanpa dukungan bukti.

5. Ciri – ciri karangan ilmiah populer

1.     Ditulis berdasarkan fakta pribadi;
2.    Fakta yang disimpulkan subjektif;
3.    Gaya bahasa formal dan popular;
4.    Mementingkan diri penulis;
5.    Melebih-lebihkan sesuatu;
6.    Usulan-usulan bersifat argumentative; dan Bersifat persuasive

Sumber :



Materi 2 dan 3 Berpikir Induktif dan Deduktif

Nama                  :         Darel Akhir Syawal
NPM                   :         21212717
Kelas                   :         3EB02
Mata Kuliah         :         Bahasa Indonesia 2#

Materi 2 dan 3
Berpikir Induktif dan Deduktif

Berikut ini adalah penjelasan materi induktif dan deduktif, dengan hal - hal sebagai berikut :

1.   Metode induktif

Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum. Paragraf Induktis sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis. Pengembangan tersebut yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf sebab akibat bisa juga akibat sebab.

Contoh paragraf Induktif:

Pada saat ini remaja lebih menukai tari-tarian dari barat seperti brigdens, shafel muter, salsa (dan Kripton), free dance dan lain sebagainya. Begitupula dengan jenis musik umumnya mereka menyukai rock, blues, jazz, maupun reff tarian dan kesenian tradisional mulai ditinggalkan dan beralih mengikuti tren barat. Penerimaan terhadap bahaya luar yang masuk tidak disertai dengan pelestarian budaya sendiri. Kesenian dan budaya luar perlahan-lahan menggeser kesenian dan budaya tradisional.

Contoh generalisasi:

Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.

2.  Metode deduktif

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Contoh:

Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.



PERBEDAAN ANTARA DEDUKTIF DENGAN INDUKTIF 


    Teori normatif (normative theory) menggunakan pertimbangan nilai (value judgement) yang berisi satu atau lebih premis menjelaskan cara yang seharusnya ditempuh. Sebagai contoh, premis yang menyatakan bahwa laporan akuntansi (accounting reports) seharusnya didasarkan kepada pengukuran nilai aset bersih yang bisa direalisasi (net realizable value measurements of assets) merupakan premis dari teori normatif. Sebaliknya, teori deskriptif (descriptive theory) berupaya untuk menemukan hubungan yang sebenarnya terjadi. Meskipun terdapat pengecualian, sistem deduktif umumnya bersifat normatif dan pendekatan induktif umumnya berupaya untuk bersifat deskriptif. Hal ini karena metode deduktif pada dasarnya merupakan sistem yang tertutup dan nonempiris yang kesimpulannya secara ketat didasarkan kepada premis. Sebaliknya, karena berupaya untuk menemukan hubungan empiris, pendekatan induktif bersifat deskriptif.


    Salah satu pertanyaan yang menarik adalah apakah temuan riset empiris dapat bebas nilai (value-free) atau netral karena pertimbangan nilai sesungguhnya mendasari bentuk dan isi riset tersebut. Meskipun riset empiris berupaya untuk deskriptif, penelitinya tidak mungkin sepenuhnya bersikap netral dengan dipilihnya suatu permasalahan yang akan diteliti dan dirumuskannya definisi konsep yang terkait dengan permasalahan tersebut. Perbedaan yang lebih mencolok antara sistem deduktif dan induktif adalah: kandungan atau isi (contents) teori deduktif kadang bersifat global (makro) sedangkan teori induktif umumnya bersifat partikularistik (mikro). Oleh karena premis sistem deduktif bersifat total dan menyeluruh maka kesimpulannya pasti bersifat global. Sistem induktif, karena didasarkan kepada fenomena empiris umumnya hanya berfokus kepada sebagian kecil dari fenomena tersebut yang relevan dengan permasalahan yang diamatinya.

      Meskipun pembedaan antara sistem deduktif dan induktif bermanfaat untuk maksud pengajaran, dalam praktek riset pembedaan ini seringkali tidak berlaku. Dengan kata lain, keduanya bukanlah pendekatan yang saling bersaing tetapi saling melengkapi (complementary) dan seringkali digunakan secara bersama. Metode induktif bisa digunakan untuk menilai ketepatan (appropriateness) premis yang pada mulanya digunakan dalam suatu sistem deduktif.
Proses riset sendiri tidak selalu mengikuti suatu pola yang pasti.

     Para peneliti seringkali bekerja secara terbalik dari kesimpulan penelitian lainnya dengan mengembangkan hipotesis baru yang tampaknya cocok dengan data yang tersedia. Dalam konteks akuntansi, riset induktif bisa membantu memperjelas hubungan dan fenomena yang ada dalam lingkungan bisnis yang mendasari praktek akuntansi. Riset induktif tersebut pada gilirannya akan bermanfaat dalam proses pembuatan kebijakan yang biasanya mengandalkan penalaran deduktif dalam menentukan aturan yang akan diberlakukan.

Demikianlah materi yang saya buat, semoga dapat bermanfaat. Terima kasih :)

Sumber Materi :

Tuesday, September 30, 2014

Tugas-1 Penalaran

Kesalahan siswa SD dalam 6 x 4 bisa mempengaruhi masa depan ?



Nama             :         Darel Akhir Syawal
Kelas              :         3EB02
Mata Kuliah    :         Softskill #Bahasa Indonesia 2


Assalamualaikum Wr. Wb.
Saya ucapkan puji syukur atas nikmat dan rahmat yang diberikan oleh Allah SWT dapat diberikan kesempatan untuk menulis tugas softskill Bahasa Indonesia 2 di semester 5 ini mengenai materi penalaran. Penalaran menurut pendapat saya adalah pemikiran berupa ide, imajinasi, strategi yang sangat tinggi didasarkan oleh data, fakta, dan pengujian.

Dalam hal ini saya tema yang saya buat berkaitan dengan pengertian dari seorang ahli bernama Suriasumantri (2001:42) yang mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan. Hal ini berkitan tema bagaimana pemecahan suatu persoalan matematika dibuktikan dengan fakta dan data sebuah pengetahuan.

Ciri penalaran dalam tema ini ialah menghasilkan kesimpulan berupa pengetahuan, keputusan dan sikap yang baru.

Didalam penalaran sendiri terdapat 2 metode yaitu metode induktif dan deduktif. Metode induktif ialah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Sedangkan metode deduktif ialah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Dalam tema ini saya mengambil metode induktif karena bertolak dari sebuah pengetahuan khusus ke umum. Apakah hanya dengan sebuah ilmu yang begitu mudah dapat menjanjikan kesukesan dan dapat diambil sebuah kesimpulan.

Materi penalaran ini saya akan membuat tulisan terkait masalah 6 x 4 yang dibuat siswa SD sehingga nilai ulangannya jelek. 4 x 6 atau 6 x 4 ?, hal ini membuat kita bertanya – tanya apakah ini beda ?. Kita pasti yakin bahwa hal ini sama. Jika kita ingat ketika SD diajarkan ini hasilnya pasti sama, yaitu 24. Ternyata hal ini sangatlah berbeda.

Didasarkan pada Fakta berita : yang saya dapatkan dari Koran Seputar Indonesia, Minggu, 28 September 2014 . Berita itu mengabarkan bahwa terdapat Siswa SD di Jawa Tengah yang menuliskan 6 x 4 disalahkan oleh gurunya sehingga ulangannya mendapat nilai 20. Ketika itu sang kakak langsung membuat tweet di twitter bahwa dia sangat kesal mengapa hal tersebut disalahkan. Padahal hasilnyapun sama dengan 24. Saya justru bingung dengan hal tersebut padahal hasilnya sama dengan 24. Sejak dari kecil hanya mengetahui bahwa penulisan 4 x 6 atau 6 x 4 sama saja.

Ternyata terdapat data : dari Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin yang menyatakan bahwa jawaban soal itu hanya satu yaitu 6 x 4 = 24 bukan 4 x 6 = 24. Cara pengujian data : Hal ini dianalogikan dengan pada ahmad dan ali harus memindahkan bata yang jumlahnya sama yaitu 24. Karena ahmad lebih kuat, ia membawa 6 bata sebanyak 4 kali. Secara matematika, ini dapat ditulis dengan 4 x 6. Berbeda dengan ahmad, ali yang tubuhnya lebih kecil hanya mampu membawa 4 bata sebanyak 6 kali sehingga penulisannya

Data yang lain menyebutkan bahwa : Ivan Pranoto guru besar matematika ITB Iwan Pranoto berpendapat bahwa 4 x 6 atau 6 x 4 sama saja. Dia juga mengatakan di twitter bahwa itu ilmu alam bukan matematikanya. Di ilmu alam, kita mengamati alam, lalu berteori. Di matematika, kita berteori dan bernalar dengannya, menjelajahi berbagai inferensinya. Dalam ilmu alam, bila teori berbeda dengan kenyataan, maka teori gugur.

Dengan data – data di atas yang ingin saya mempertanyakan disini, apakah ini mempengaruhi masa depan ?. Kesuksesan seseorang itu bukan terlihat dari bagaimana hasil yang didapat di sekolah tapi bagaimana dia menjadi dirinya sendiri dan beradaptasi dengan orang lain. Jika dilihat pada zaman sekarang ini dengan kemajuan teknologi yang ada, tidak dipungkiri bahwa kesuksesan tidak harus dengan nilai bagus. Permasalahan 4 x 6 atau 6 x 4 hanya sebagian kecil masalah dalam sebuah akademis di pendidikan.

Justru kesuksesan seseorang didapat dari pengalaman, proses kehidupan yang dia dapati, relasi dengan orang lain, pintar – pintar dalam memilih sesuatu dan selalu optimis. Ilmu yang akan diterapkan dalam kehidupan di masa depan atau sangat bekerja nanti hanyalah sebagian kecil dipakai, selebihnya bagaimana kita berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa pengangguran tahun ini masih begitu banyak walaupun sudah menurun dalam angka Jumlah pengangguran pada tahun 2014 diprediksikan menjadi 7, 24 juta orang (6,03%). Jumlah ini lebih rendah dibanding jumlah pengangguran terbuka saat ini yang berjumlah 7,39 juta orang (6,25%) (BPS, Sakernas Agustus 2013).Sedangkan Kesempatan kerja yang tercipta tahun depan diperkirakan sebanyak 1,87 juta orang yang disediakan oleh 9 sektor lapangan usaha sehingga diharapkan penyerapan pengangguran semakin tinggi. Dan kita bertugas untuk bisa lebih meminimalisasi angka pengangguran menjadi lebih sedikit dengan terus berusaha.

Masalah 4 x 6 atau 6 x 4 mungkin hanya sebagian masalah dalam pendidikan kurikulum yang ada pada sekolah dasar tersebut. Apakah sudah pantas diajarkan dalam anak kelas 2 SD. Hal ini juga tidak perlu dikhawatirkan oleh anak – anak SD lain. Permasalahan ini akan lebih baik jika para orang tua lebih mengajarkan anaknya ketika akan belajar. Karena tanpa pengawasan orang tua anak – anak akan malas dan akan meninggalkan pekerjaan rumahnya. Bukan berarti dalam hal ini bermain tidak diperbolehkan, akan tetapi bisa menyeimbangkan antara waktu bermain dan belajar.

Kesimpulan yang dapat saya ambil :
1. Masalah 4 x 6 atau 6 x 4 tidak perlu terlalu diramaikan karena tidak mendukung seseorang dalam meraih kesuksesan.

2. Peran orang tua disini sangat penting untuk membimbing semangat anaknya untuk terus belajar dan berdoa.

3. Selalu mengambil pelajaran dalam setiap kali membuat kesalahan

4. Kurikulum didalam anak SD tersebut hendaknya dirubah, karena pemahaman mengenai pelajaran tersebut belum cocok dalam anak kelas 2 SD.

5. Walupun sistem kurikulum pendidikan sekarang sudah sangat berbeda, harus ditanamkan rasa percaya diri dan selalu dalam bimbingan orang tua

Demikianlah tulisan yang saya buat ini mengenai penalaran. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Mohon maaf apabila ada kekurangan dalam penulisan ini.


Wassalamualaikum Wr. Wb


Sumber - Sumber :

1. Frensidy, Budi. 2014. “Soal 6 x 4 yang bikin heboh”. SINDO, 28 September 2014

3. http://vitafainurwari.blogspot.com/2014/03/teori-teori-yang-berhubungan-dengan.html